Rahasia Kulit Sehat Tanpa Panu: Wajib Dicoba!

Panu kulit adalah infeksi jamur yang umumnya mengakibatkan perubahan warna pada kulit. Panu juga dikenal sebagai tinea versicolor atau pityriasis versicolor. 

Dikutip dari DermNet NZ oleh Prof. Amanda Oakley, orang yang terkena panu akan mengalami bintik-bintik putih, kuning, merah, merah muda, atau coklat. Kondisi ini terjadi akibat pertumbuhan berlebih dari jenis ragi (jamur) yang secara alami ada di kulit.

Panu umumnya lebih sering muncul pada dewasa muda dan sedikit lebih umum terjadi pada pria daripada wanita. Namun, anak-anak, remaja, dan dewasa yang lebih tua juga dapat terkena. Meskipun tidak dianggap menular seperti umumnya, panu terkadang dapat menjangkit lebih dari satu anggota keluarga.

Gejala panu umumnya ringan atau bahkan tidak terasa, tetapi pada beberapa orang, kulit yang terkena mungkin sedikit gatal. Secara keseluruhan, bercak pucat atau gelap akibat panu cenderung memiliki tingkat sensitivitas terhadap terik matahari yang sama dengan kulit di sekitarnya.

Untuk mengetahui penyebab, cara mengatasi, dan tips pencegahannya, kamu dapat terus membaca artikel ini.

Penyebab Panu Kulit

DermNet NZ juga mengungkapkan bahwa panu disebabkan oleh infeksi jamur malassezia pada permukaan kulit. Jamur tersebut biasa muncul di tempat yang hangat, lembab, dan berminyak. 

Malassezia adalah mikroba yang umum ditemukan pada kulit. Mereka bergantung pada lipid untuk kelangsungan hidup mereka. Spesies yang paling umum ditemukan pada panu adalah M globosa, M restricta, dan M sympodialis.

Biasanya, malassezia tumbuh di area seborrhoeic seperti kulit kepala, wajah, dan dada tanpa menyebabkan ruam. Belum diketahui dengan pasti mengapa terkadang pertumbuhan mereka lebih aktif di permukaan kulit dan menyebabkan panu. Salah satu teori mencurigai jalur metabolisme yang bergantung pada triptofan.

Jamur ini dapat memicu pembesaran melanosom (granula pigmen) dalam melanosit basal pada jenis panu yang berwarna coklat. Lebih mudah untuk mendeteksi jamur ini dalam sampel yang diambil dari jenis panu coklat dibandingkan dengan yang diambil dari jenis yang berwarna putih.

Jenis panu yang berwarna putih atau hipopigmentasi diduga disebabkan oleh zat kimia yang dihasilkan oleh malassezia dan menyebar ke epidermis, sehingga mengganggu fungsi melanosit. 

Sedangkan jenis panu yang berwarna merah disertai peradangan ringan yang disebabkan oleh dermatitis dan diinduksi oleh malassezia atau hasil metabolismenya.

Cara Mengatasi Panu Kulit

Menurut sumber yang sama, DermNet NZ, ada 3 tindakan untuk mengatasi panu, yaitu sebagai berikut:

Tindakan Topikal

Panu ringan dapat diobati dengan zat antijamur topikal seperti

  • Sampo selenium sulfida
  • Krim/sampo azol topikal (econazole, ketoconazole)
  • Gel terbinafin

Obat tersebut harus dioleskan secara luas ke kulit mulai dari garis rahang ke bawah dan dibiarkan di kulit selama 5-15 menit sebelum dibilas. Tindakan ini harus dilakukan setiap hari selama satu minggu, kemudian seminggu sekali selama satu bulan.

Tindakan Sistemik

Zat antijamur oral, itraconazole, dan fluconazole, digunakan untuk mengobati panu yang lebih parah atau jika tindakan topikal tidak berhasil.

Latihan fisik yang intensif satu jam setelah mengkonsumsi obat dapat membantu mengeluarkan jamur dari kulit melalui keringat, di mana cara tersebut dapat secara efektif menghilangkan jamur. 

Mandi sebaiknya dihindari selama beberapa jam. Dalam beberapa hari pengobatan akan mengobati banyak kasus panu secara jangka panjang, atau setidaknya untuk beberapa bulan.

Sementara itu, terbinafin oral, zat antijamur yang digunakan untuk mengobati infeksi dermatofit, tidak efektif untuk infeksi jamur seperti panu

Tindakan Pencegahan

Pengolesan kembali pengobatan topikal seperti sampo selenium sulfida setiap bulan setelah ruam hilang biasanya dapat mencegah kambuhnya panu kulit.

Perawatan Alami

Sejumlah orang mungkin memilih untuk mencoba pengobatan alami. Meskipun belum ada bukti yang kuat mengenai keefektifitasan pengobatan jenis ini, namun pengobatan jenis ini cenderung tidak berbahaya. Berikut ini tindakan rumahan yang dapat kamu coba menurut Verywell Health:

  • Cuka Apel

Beberapa studi mengatakan bahwa cuka apel dapat membantu mengatasi panu. Penggunaan cuka apel bersama dengan sampo ketoconazole 2% dapat meningkatkan efektivitas pengobatan.

  • Madu

Madu, khususnya madu akasia, telah ditemukan dapat meningkatkan gejala panu dalam penelitian kecil. Campuran madu dengan minyak zaitun dan lilin lebah juga diketahui efektif melawan infeksi.

  • Lidah Buaya 

Lidah buaya memiliki sifat antimikroba dan dapat membantu menghambat pertumbuhan jamur penyebab panu. Penggunaan gel lidah buaya pada area yang terkena dapat memberikan manfaat tersebut.

  • Kunyit

Kunyit, yang merupakan ramuan Ayurveda, konon dapat membantu mengurangi gatal dan perubahan warna pada kulit. Membuat pasta kunyit bubuk dan mengoleskannya ke area yang terkena bisa menjadi pilihan.

  • Minyak Kelapa

Minyak kelapa diyakini dapat mencegah pertumbuhan jamur. Beberapa orang menambahkan kapur barus ke minyak kelapa sebelum mengaplikasikannya ke kulit.

Meskipun pengobatan alami ini dapat dicoba, tetapi sangat penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelumnya, terutama jika gejala tidak kunjung membaik atau memburuk.

Pasca Perawatan

Menurut American Academy of Dermatology Association, jamur dapat dengan mudah dihilangkan dengan pengobatan. Namun, bekas panu di kulit mungkin tetap terlihat lebih terang (atau gelap) selama beberapa minggu atau bulan. 

Kulit akan kembali ke warna normalnya seiring waktu. Untuk membantu menyamakan warna kulit, sebaiknya lindungi kulit dari sinar matahari dan hindari berjemur.

Baca juga: Belang Bikin Keki? Simak 5 Cara Menghilangkan Belang di Wajah

Panu bisa kembali. Saat udara di luar hangat dan lembab, jamur dapat tumbuh dengan cepat. Beberapa orang yang tinggal di iklim tropis mungkin perlu menggunakan pembersih khusus sepanjang tahun untuk mencegah pertumbuhan berlebih jamur. 

Tips Mencegah Panu Kulit

Kamu dapat mencegah munculnya panu di kulit dengan cara mudah dari alodokter berikut ini:

Mengenakan Pakaian yang Longgar dan Menyerap Keringat

Mengenakan pakaian yang longgar meningkatkan sirkulasi udara pada kulit dan mengurangi gesekan yang dapat menyebabkan iritasi. Pakaian yang  menyerap keringat juga dapat membantu menjaga kulit tetap terhidrasi.

Hindari Paparan Sinar Matahari dalam Waktu Lama

Paparan sinar matahari berlebihan dapat meningkatkan risiko terkena panu. Paparan sinar UV dapat merangsang produksi melanin pada kulit sehingga menyebabkan hiperpigmentasi. Oleh karena itu, hindari  berada di bawah sinar matahari dalam waktu lama, terutama pada jam 10 pagi hingga jam 4 sore.

Gunakan Tabir Surya dengan  SPF  30 atau Lebih Tinggi

Tabir surya dengan SPF  30 atau lebih dapat melindungi kulitmu dari  sinar UV yang berbahaya . Tabir surya dianjurkan saat beraktivitas di luar ruangan, terutama saat terkena kulit.

Hindari Penggunaan Produk Perawatan Kulit Berbahan Dasar Minyak

Beberapa produk perawatan kulit yang mengandung bahan berbahan dasar minyak dapat menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuhnya jamur penyebab panu. Oleh karena itu, hindari penggunaan produk perawatan kulit berbahan dasar minyak secara berlebihan, terutama pada area yang rentan terkena panu.

Baca juga: Kulit Berminyak, No Problem! Kandungan Skincare Ini Solusinya

Menggunakan Sampo yang Mengandung Selenium Sulfida

Selenium sulfida merupakan bahan aktif yang dapat membantu mengurangi pertumbuhan jamur, termasuk jamur penyebab panu pada kulit kepala. Shampo yang mengandung selenium sulfida dapat digunakan untuk mencegah dan mengobati panu di area kulit kepala.

Kulit sehat adalah investasi jangka panjang untuk kepercayaan diri. Pilihlah Athena Royal Kosmetika sebagai jasa maklon kosmetik dan skincare terpercaya yang siap memberi solusi untuk bisnis kecantikanmu.

Tags:

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest