Gaya hidup modern sering kali membuat tubuh terpapar berbagai faktor pemicu stres oksidatif, seperti polusi udara, asap rokok, dan pola makan yang tidak seimbang. Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat mengganggu fungsi sel dan berdampak pada kesehatan secara menyeluruh.
Untuk menjaga keseimbangan tersebut, tubuh memerlukan zat pelindung yang mampu menetralisir efek buruk radikal bebas. Salah satunya adalah antioksidan, senyawa alami yang berperan penting dalam menjaga sel dan mendukung fungsi tubuh tetap optimal.
Apa Peran Antioksidan Bagi Tubuh?
Antioksidan berperan melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, yaitu molekul tidak stabil yang terbentuk dari proses metabolisme maupun paparan eksternal seperti polusi udara, asap rokok, dan sinar ultraviolet. Jika dibiarkan menumpuk, radikal bebas dapat memicu stres oksidatif yang merusak DNA, protein, dan membran sel, serta dapat memicu berbagai penyakit kronis seperti kanker, jantung, diabetes, dan Alzheimer.
Untuk mencegah hal tersebut, antioksidan bekerja dengan cara menghambat oksidasi lemak dan peradangan, melindungi sel otak dari neuroinflamasi, menjaga kesehatan retina dan elastisitas kulit, memperkuat sistem imun, mendukung regenerasi hati, serta memperlambat proses degenerasi sel.
Cara Kerja Antioksidan
Antioksidan memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan dan kesehatan tubuh Anda, terutama dalam melawan efek merusak dari radikal bebas. Berikut ini adalah cara kerja antioksidan bagi tubuh:
1. Menetralkan Radikal Bebas
Antioksidan bekerja dengan mendonorkan elektron atau atom hidrogen untuk menetralkan radikal bebas dan menghentikan reaksi oksidatif berantai di dalam tubuh.
2. Sistem Pertahanan Berlapis
Tubuh mempunyai dua lapis pertahanan antioksidan:
Enzimatik (endogen):
- Superoksida dismutase (SOD) mengubah radikal superoksida menjadi hidrogen peroksida (H₂O₂).
- Katalase dan glutathione peroksidase (GPx) selanjutnya menguraikan H₂O₂ menjadi air dan oksigen.
Non-enzimatik (endogen & eksogen):
- Glutathione (GSH) adalah peptida kecil yang mampu menetralisir ROS langsung serta mendaur ulang bentuk aktif vitamin lain
- Vitamin C (larut air) dan vitamin E (larut lemak) serta fitokimia dari buah dan sayur (misalnya flavonoid).
Baca juga: Cara Kerja Produk Anti-Aging untuk Kulit
3. Kerja Sinergis Antioksidan
Antioksidan saling mendukung dalam mekanismenya, seperti vitamin E yang dalam proses menetralisir radikal lemak berubah menjadi radikal bebas, lalu “diaktifkan kembali” oleh vitamin C; sementara vitamin C dipulihkan oleh glutathione. Proses ini memastikan dan mencegah terbentuknya radikal baru.
4. Menghambat Pembentukan Reactive Oxygen Species (ROS)
Antioksidan dapat menghambat pembentukan ROS, dengan cara:
- Menyerap dan menetralkan ion logam transisi (besi, tembaga) yang mampu memicu oksidasi.
- Memutus rantai oksidasi lipid dengan menangkal radikal peroksil sebelum mereka merusak membran sel.
5. Menjaga Keseimbangan Oksidatif Tubuh
Radikal bebas sebenarnya berperan dalam proses fisiologis, seperti membantu sistem imun dan mengatur sinyal antar sel. Namun, jika produksinya meningkat akibat paparan polusi, asap rokok, stres oksidatif, atau faktor lingkungan lainnya, keseimbangan tubuh dapat terganggu. Dalam kondisi ini, antioksidan dibutuhkan untuk menjaga kestabilan sel.
Memahami cara kerja antioksidan membantu Anda menjaga kestabilan sel dari paparan radikal bebas, sekaligus mendukung fungsi tubuh tetap optimal di tengah berbagai faktor pemicu stres oksidatif.